GAYO LUES – Isu agama menjadi salah satu instrumen strategis dalam kontestasi pilkada di Indonesia. Sejarah penggunaan sentimen agama dapat dilihat sepanjang pilkada tahun 2015-2019. Dalam strategi marketing politik, terdapat dua jenis konten, yakni ajakan untuk memilih pemimpin seagama, atau larangan untuk memilih pemimpin yang berbeda agama; dan black campaign.

Menyadari kemungkinan-kemungkinan tersebut, Menteri Agama RI, H. Yaqut Cholil Qoumas melarang keras seluruh jajaran Kemenag di seluruh Indonesia untuk ikut terjun menjadi partisan dalam bentuk apapun. Hal ini bukan tidak berdasar, pasalnya keberadaan Kemenag dimaksudkan sebagai simpul kerukuran antar ummat beragama.

“saya minta tidak ada ASN Kemenag yang menjadi partisan, apalagi sampai ikut memprovokasi sesama ummat beragama. Kemenag patutnya menjadi simpul kerukunan dan persaudaraan ummat” Jelas Menag.

Menteri Yaqut juga menghimbau agar seluruh jajaran Kemenag dan para tokoh masyarakat berperan aktif dalam menjaga keamanan masyarakat menjelang Pemilu 2024. Tidak hanya berpangku tangan dan menunggu perintah, namun proaktif mensosialisasikan dan menyiarkan nilai-nilai kerukunan dan toleransi antar- anggota masyarakat.

Sebagai perpanjang lidah Menteri Agama, Plt Sekda H. Irwansyah turut menyampaikan seluruh ASN dihimbau untuk tidak mengikuti kegiatan partisan manapun, serta tetap menjaga keutuhan instansi dalam bekerja.